Pengikut

Minggu, 01 November 2015

Seks, Pesan di Balik Lagu-lagu Tenar Dunia

hati-hati nih sob admin nemu di sebelah
NYANYIAN adalah ungkapan jiwa seseorang. Seringkali lagu yang kita nyanyikan mencerminkan keadaan kita pada waktu itu. Tetapi kenyataannya ada di antara kita yang masih suka mendengarkan bahkan menyenandungkan lagu-lagu duniawi (sekuler) tanpa meneliti syairnya. Padahal banyak sekali lagu-lagu duniawi yang syairnya mengungkapkan kepahitan hidup, keputusasaan, cinta eros (hawa nafsu), dendam, pemberontakan, bahkan ada yang syairnya terang-terangan menghujat Allah. Bagi kita yang mungkin masih punya hobi mendengar musik duniawi, bahkan memiliki beberapa idola dari kalangan musisi dan penyanyi sekuler, inilah saatnya meneliti ulang apakah mungkin “koleksi lagu-lagu lama kita” aman?
Mengapa Mesti Mewaspadai Lagu Sekuler?
Majalah Gatra edisi 4/11/95 suatu kali memuat satu berita tentang sekelompok anak-anak muda yang membakar ratusan kaset musik rock di halaman Gedung Kesenian Pingkan Matindas, Manado. Aksi penghangusan kaset itu dilakukan seusai acara Seminar Musik Rock dan Kekristenan yang dibawakan oleh pembicara tunggal evangelis Yusak Obaja dari Joyous Ministry, Bandung. Bapak Yusak yang memimpin sebuah pelayanan literatur, audio visual, musik dan paduan suara gerejawi itu mengungkapkan bahwa dibalik lagu-lagu cadas itu tersembunyi roh jahat yang merongrong iman. contohnya, lagu Suicide Solution-nya ozzy osbourne melantunkan syair demikian, “bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar. tidak tahukah kamu akan hal itu? mengapa tak engkau bunuh dirimu?”
Penyesatan Di balik Kepiawaian disk-jockey
George Michael dalam lagunya I Want Your Sex membuat kita malu mendengarnya. Dengan istilah-istilah slank (prokem) yang seronok ia menyatakan bahwa seks adalah pelampiasan nafsu yang bebas dilakukan.
Dengan mengunakan trik teknologi. Para Joki diskotik sangat piawai melakukan backward masking effects – piringan hitam yang diputar berlawanan arah. Siapa sangka ternyata dengan teknik tersebut lirik lagunya bisa berubah menjadi kata-kata hujatan kepada Tuhan atau pernyataan yang sesat.
Sebait lagu Wasted Land dari grup Eagles jika diputar normal, terdengar, “this far down the land (jauh di suatu negeri)”. Tapi kalau diputar berlawanan arah akan terdengar, “i have a mind of satan (aku memiliki pikiran setan)”.
Led Zepplin dengan tembangnya Over The Hill and Far Away, jika diputar balik akan berbunyi, “Kita tak akan terjangkau dan semua telah terkutuk. Ya setan adalah Tuhan. Ya, kita akan tinggal di dalamnya”.
Lalu satu lagu dari Michael Jackson yang berjudul Beat It, jika diputar mundur kata-katanya berubah menjadi “i do believe it was satan, whose in me (aku sangat percaya setanlah yang ada pada diriku)”.
Di balik lambang dan singkatan
Musik yang diilhami itu parahnya juga dilengkapi berbagai simbol atau akronim menyesatkan. Beberapa personil grup rock ada mengunakan kalung salib yang bagian atasnya berbentuk lingkaran. Sebenarnya itu adalah Ankh sebuah simbol yang dipakai oleh bangsa Mesir kuno untuk menyembah dewa matahari ra dengan cara melakukan praktik upacara seks masal.
Akronim atau singkatan nama grup band AC/DC selain mengandung arti biseksual (praktek seks ganda, pria dan wanita) juga menyelubungkan makna “anti christ / devil’s companies”. Lalu akronim kelompok WASP merupakan singkatan dari “we are sex perverts (kita adalah penyesat sex)”. Nama grup STYX, berasal dari mitos Yunani dan Roma yang berarti, “sungai yang mengalir dari neraka”.
Banyak para musisi rock dari barat dengan jujur dan blak-blakan menyatakan bahwa mereka menerima kekuatan magis (gaib) dari setan. Karena itu mereka tidak sungkan-sungkan mencantumkan simbol-simbol setan dalam sampul album mereka. Menurut mereka pemuatan simbol itu bisa menambah kuasa gaib bagi mereka untuk menggapai kesuksesan dan popularitas. Dengan alasan itu, banyak grup rock yang mencantumkan aneka kreasi huruf “s” sebagai logo. ternyata huruf “s” itu mereka maksudkan untuk satu arti yaitu satanic.
Latar belakang penciptaan yang menyesatkan
Lagu kondang We Are The Champion sepintas bersyair baik, namun ternyata diciptakan oleh kelompok queen untuk mendukung keberadaan homoseksual. Lagu tersebut dijadikan lagu kebangsaan kaum homo dan dipakai untuk mendukung gerakan gay liberation (pembebasan kaum homo). Maklum, Freddy Mercury yang mengumandangkan lagu tersebut ternyata juga seorang bohemian biseksual penganut free sex yang meninggal akibat AIDS.
Selain itu, kerap kali para musisi rock menciptakan lagu dalam keadaan teler alias mabuk. John Lennon personil grup kesohor The Beatles, sambil teler menciptakan lagu Imagine dan menuliskan baitnya, “bayangkan tak ada surga dan juga tak ada agama”, lalu dalam refreinnya ia lanjutkan dengan kata-kata, “aku berharap suatu hari kalian akan bergabung denganku dan dunia menjadi satu”.
Sedangkan Bon Jovi dalam satu tembang yang mengorbitkannya Slippery When Wet, sambil mabuk ia diilhami oleh tarian erotis (seronok) dari seorang wanita di sebuah bar yang dikunjunginya. Salah satu lagunya yang sangat populer Never Say Goodbye secara tersamar menceritakan seorang wanita yang kehilangan kegadisannya di belakang jok mobilnya. Ada beberapa lagi tembang Bon Jovi yang bertema cabul dan tidak pantas disebutkan di sini.
Lagu lama dari grup Eagles yang berjudul Hotel California yang telah dirilis ulang dan sempat ngetop kembali, sepertinya hanya menceritakan sisi gelap kenyataan hidup yang biasa terjadi. Tetapi setelah ditelusuri, ternyata ada cerita minor dibalik lagu tersebut. Saat permulaan gereja setan pindah ke San Fransisco, California, Hotel California adalah satu-satunya tempat yang mau mengakomodasi. Kalau diperhatikan, di bagian dalam sampul album lagu itu terlihat wajah Anton Lavey, yang tak lain adalah pendiri gereja setan dan penulis buku Satanic Bible (alkitab gereja setan). Larry Salter, sang manajer rekaman, menyatakan bahwa grup Eagles telah berhubungan dengan gereja setan tersebut. Dari latar belakang ini, akhirnya tampak jelas bahwa mereka sedang menceritakan kegiatan gereja setan itu dalam lagu Hotel California.
Jika satu dan dua kali atau kasus, mungkin ini kebetulan. Tapi jika sudah menjadi pola?.

Tidak ada komentar: