Pengikut

Kamis, 29 Oktober 2015

10 fakta bangsa indonesia selalu sering ditipu media

[1]. Tahun 1997 Soeharto menghadapi Krismon. Dia ingin menempuh solusi Krismon secara mandiri. Tapi media-media massa dan para pengamat ekonomi terus berkoar-koar: “Minta bantuan IMF! Minta bantuan IMF! Ini sangat darurat. Tidak ada jalan lain, minta bantuan IMF!” Begitulah teriakan media-media dan para pengamat. Akhirnya Soeharto menyerah. Dia tak sanggup hadapi tekanan opini media. Soeharto pun minta bantuan IMF sehingga ditanda-tangani LoI. Setelah LoI disepakati, ekonomi Indonesia ancur-ancuran, sampe sekarang. Direktur IMF sendiri dengan bangga mengklaim, bahwa dirinyalah yang telah menghancurkan Soeharto.
[2]. Tahun 1998 terjadi demonstrasi massal di seluruh Indonesia. Penggeraknya para mahasiswa kampus. Para demonstran didukung penuh oleh semua media, politisi, pengamat. Mereka serukan: “Soeharto mundur! Soeharto mundur! Gantung Soeharto!” Puncaknya pada Mei 1998 terjadi kerusuhan besar di Jakarta. Akhirnya Soeharto pun menyerah, dia mundur. Sejak Soeharto mundur, masuklah bangsa Indonesia ke era Reformasi. Faktanya, sejak masuk zaman Reformasi, kehidupan rakyat Indonesia tidak lebih baik.
Sedikit komparasi data, biar anak-anak muda zaman sekarang tahu. Waktu itu harga beras termahal sekitar Rp. 1000/kg. Sekarang harga beras standar Rp. 10.000/kg. Harga bensin di era Soeharto sekitar Rp. 700,- per liter, sekarang hampir Rp. 7000,- per liter. Di era Soeharto listrik murah, biaya sekolah murah, buku paket diberikan/dipinjami oleh negara, biaya obat/klinik juga murah, mencari pekerjaan mudah, jenjang karier PNS/TNI/Polri jelas dan stabil. Jauh sekali dengan kondisi saat ini. Di era Reformasi, rakyat berpolitik secara bebas, tapi kehidupan sosial kaliren (sengsara).
[3]. Tahun 1999 Presiden BJ. Habibie mau ikut pencalonan sebagai presiden. Beliau baru memimpin menggantikan Soeharto sekitar 1,5 tahun. Melihat kenyataan itu media-media, pengamat, politisi, sepakat mengeroyok Habibie. “Jangan Habibie. Dia koruptor. Dia anak emas Soeharto. Pokoknya jangan Habibie.” Banyak sekali seruan untuk menghadang Habibie. Padahal dia terbukti berhasil mengendalikan kondisi bangsa setelah diamuk Krisis Moneter. Alhasil Habibie tak bisa menjadi presiden lagi karena dibarikade oleh kaum virus bangsa. Yang terpilih justru Gusdur. Namanya Gusdur, sudah lumpuh, buta, kontroversial, tak punya pengalaman memimpin negara. Akibatnya negara morat-marit gak karuan. Nyaris negara ini hancur kalau Gusdur lebih lama memimpin. Padahal media-media massa, pengamat, politisi, akademisi, dan sejenisnya itulah yang sebelumnya mengelu-elukan citra Gusdur. Terbukti, dia tak bisa apa-apa. Habibie yang berkualitas ditolak, Gusdur yang gak bisa apa-apa didaulat menjadi pemimpin.
[4]. Kondisi yang mengitari Jokowi saat ini mirip sekali seperti kondisi menjelang Pilpres 2004.  Waktu itu media-media massa, pengamat, politisi, akedemisi kacung sepakat mengelu-elukan SBY. “SBY harapan baru indonesia. Orang ini hebat. Santun, tegas, cerdas. Kasihan dia dizhalimi Megawati. Indonesia akan maju di tangan SBY. I love U full.” Begitulah segala puja dan puji mendukung SBY. MetroTV termasuk yang amat “I love U full” ke SBY. Ini semua terjadi karena SBY sudah direstui oleh jaringan pengusaha China asal Medan-Jakarta-Surabaya. Apa akibatnya setelah SBY jadi Presiden? Luar biasa, baru saja memimpin Indonesia “diberi hadiah” Tsunami terbesar sedunia. Dan rentetan bencana seolah tak ada habisnya di tangan orang ini. Tahun 2005 SBY naikkan BBM lebih dari 100 persen. Rakyat semua megap-megap.
[5]. Tahun 2009 SBY mencalonkan lagi. Sebenarnya potensi SBY kalah sangat besar, karena kepemimpinan dia selama 2004-2009 sangat menyengsarakan. Tapi SBY cerdik, dia pandai memanfaatkan media dan lembaga-lembaga surve untuk memenangkan citra. LSI, Saiful Mujani, Deny JA. termasuk yang sangat agressif mendukung SBY. Media-media TV juga terus mengelu-elukan SBY. SBY juga memainkan instrumen BLT untuk merebut simpati rakyat. Dan dia juga masuk ke sistem kalkulasi online KPU. Sistem software KPU inilah yang sangat mengancam proses pemilu secara jujur. Setelah SBY jadi presiden lagi, penderitaan rakyat semakin panjang dan lama. Selain itu banyak terkuak kasus-kasus korupsi yang melibatkan elit-elit Demokrat.
[6]. Ada kejadian sangat aneh sekitar tahun 2008-2009, yaitu Mega Skandal Bank Century. Ketika itu SBY, jajaran menterinya, Boediono, para pengamat ekonomi UI, dan media-media partner secara intensif menipu publik: “Kalau Bank Century tidak diberi bailout, nanti akan menyebabkan dampak sistemik. Waktu itu sedang terjadi Krisis Global.” Padahal nilai aset Bank Century tidak ngaruh dalam industri perbankan nasional. Kalau pun bailout itu dibenarkan, mengapa dana talangan yang semula disepakati sekitar 600 miliar membengkak sepuluh kali lipat menjadi 6,7 triliun? Bahkan pencairan yang triliunan rupiah itu dilakukan di hari Sabtu dan Minggu, tanpa melapor Wapres (Jusuf Kall)? Tetapi SBY dan media-media partner terus berkilah “dampak sistemik”. Ya begitulah, rakyat terus ditipu, ditipu, dan ditipu lagi.
[7]. Media-media massa, pengamat, akademisi, politisi, juga berperanb sangat kuat dalam menggulirkan opini seputar Bibit-Chandra (dua ketua KPK). Waktu itu keduanya sedang berhadapan dengan Susno Duadji. Media mengangkat isu “Cicak Vs Buaya”. Semua media waktu itu sepakat berdiri di belakang Bibit Samad dan Chandra Hamzah. Keduanya menyebut istilah “kriminalisasi KPK”. Alhasil kedua pimpinan KPK mendapat dipensasi hukum. Mereka tidak diadili atas tuduhan apapun. Padahal menurut Muhammad Nazaruddin, Chandra Hamzah pernah datang ke rumahnya, lalu menerima titipan uang. Terbukti kemudian pengakuan Nazaruddin sering terbukti di persidangan. Media-media massa dan pengamat begitu bernafsu membela Bibit-Chandra, sampai mereka lupa bahwa SBY sudah melakukan campur tangan hukum dengan membentuk tim pencari fakta. Itu pelanggaran tatanan kenegaraan.
[8]. Ingatlah saat pergantian Ketua PSSI, Nurdin Halid. Kami tak butuh apapun dari masalah sepak bola ini. Hanya ingin mengingatkan betapa bodohnya bangsa ini ketika ditipu media terus-menerus. Waktu itu media massa terus-menerus mendesak agar Nurdin mundur, diganti orang lain. Katanya, “Kalau Nurdin mundur, beres semua masalah PSSI.” Aksi-aksi suporter bola terjadi dimana-mana. Mereka menuntut Nurdin Halid mundur. Begitu hebohnya sampai sebagian bonek asal Surabaya sengaja membuat kemah di Senayan, di depan sekretariat PSSI. Lalu apa yang terjadi setelah Nurdin mundur? Apakah PSSI semakin solid? Apakah urusan sepak bola Indonesia semakin hebat? Ya semua sudah tahu, pengurus PSSI malah pecah dan saling menghujat. Kompetisi PSSI terbelah dua, LSI dan LPI. Konflik semakin tajam. Nasib PSSI tambah runyam. Sampai saat ini, akibat konflik itu masih ada.
[9]. Terkait perkembangan dakwah Islam. Media-media massa, para pengamat, politisi, akademisi, pejabat, dan seterusnya sepakat mengelu-elukan dai kondang, Aa Gym. Semua TV punya siaran terkait Aa Gym. Kalau bulan Ramadhan tiba, Aa Gym menjadi “raja media”. Aa Gym disukai karena: tak pernah bilang “orang kafir”, tak pernah bilang “orang sesat”, tak pernah bilang “Syariat Islam”, tak pernah menyinggug perasaan penganut agama lain, dan seterusnya. Tetapi ketika Aa Gym ketahuan melakukan poligami, seketika itu dia dihujat, dihajar habis, dikuyo-kuyo sampai tandas, dizhalimi sedalam-dalamnya. Alhasil Aa Gym merasa “sakit hati” dan tidak seramah dulu ke media-media massa. Masyarakat sebagai pengagum Aa Gym pun tinggal mengikuti saja. Apapun yang dikatakan media massa, mereka amini. Media bilang A, ya diikuti A; media bilang merah, diikuti merah; media bilang ‘kacau’, rakyat pun ikut berseru ‘kacau’. Kok gak meras malu ya…
[10]. Tahun 2012 Jokowi-Ahok jadi kandidat Gubernur DKI. Media-media, pengamat, politisi, juga ramai-ramai dukung keduanya agar jadi gubernur DKI. Semua sepakat Jokowi-Ahok harus gusur “kumisnya” Foke. Hanya beberapa lama setelah terpilih jadi gubernur, Jokowi keteteran. Ahok kerjaannya marah-marah mulu, seperti orang stress. Dan lebih parah lagi, Jokowi akhirnya lebih banyak bekerja untuk PERSIAPAN JADI PRESIDEN, bukan bekerja membereskan masalah DKI Jakarta. Lha, orang ini katanya jujur, amanah, rendah hati, tidak neko-neko; tapi justru kemaruk jabatan. Satu belum kelar, sudah nafsu ingin jabatan lain. Kata orang Sunda, ngurauk ku siku. Mau merengkuh apa saja dengan sikunya, karena saking rakus.
Sampai di sini kita jadi paham, bahwa memang rakyat kita begitu mudah dibodoh-bodohi. Sedangkan kaum cerdik-cendekia, para ilmuwan dan terpelajar, sibuk menyelamatkan urusan ekonomi masing-masing. Mereka tak berani turun ke landasan untuk mencerahi masyarakat. Untuk menyalakan suluh kebenaran. Mereka bersembunyi di balik segala kemapanan dan keenakan hidup yang sudah dinikmati.
Media-media massa, pengamat, politisi, akademisi bayaran, dan seterusnya mereka terus-menerus berdzikir dengan kata-kata: “Demi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.” Tapi kelakuan mereka busuk. Moral mereka lacur. Mereka gadaikan kehidupan rakyat dan bangsa, demi memenuhi syahwat hedonismenya. Kaum virus bangsa itu tak henti-hentinya menipu, menipu, menipu, dan menipu rakyat yang kebanyakan pelupa dan tidak kritis.
Ya Allah ya Rabbi, sampai kapan negeri ini terus dikuasai para penipu, penjilat, dan pengkhianat? Ya Allah haturkan ke tengah kami belas kasihan atas nasib berjuta saudara-saudara kami. Mereka manusia, mereka berharga, mereka punya kehidupan. Ya Allah ya Rabbi, selamatkan kami dan bangsa ini dari segala tipu daya para setan berwujud manusia. Ya Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qinaa adzaban naar. Amin Allahumma amin.
Salam hormat, kasih sayang, dan peduli bagi sesama anak bangsa yang lemah, tercecer, dan menderita. Haraplah kepada Allah Rabbul ‘alamiiin, ada masa depan baik menantimu, Saudaraku.
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

ustad yang pake tarif tuh namanya memperjualbelikan ayat al-quran

Ummat: “Ustadz Ganteng, mohon maaf, berapa ya kami perlu ganti untuk transportasi?”
Ustadz Ganteng: “Untuk administrasi aja ya, sediakan aja 30 juta, 10 juta dibayar di depan ke account saya. O ya, kalo nggak jadi DP-nya angus ya..”
CERITA di atas bukan rekaan. Tapi betulan terjadi. Dalam beberapa tahun belakangan ini, bermunculan begitu banyak ustadz di negeri kita. Yang paling membuat ustadz-ustadz ini begitu dikenal secara cepat, salah satunya adalah karena media massa, khususnya elektronik atau televisi. Tampil di televisi, maka dipastikan si ustadz itu akan langsung terkenal. Tak peduli, kapasitas ilmunya memadai ataupun tidak.
Ustadz-ustadz ini kemudian menjadi buah bibir masyarakat. Segala kehidupannya disorot oleh infotainment. Tak ada bedanya sama sekali dengan para artis. Termasuk juga soal urusan ranjang, mereka beberkan di depan publik.
Yang juga menggelitik sebagian kalangan, berapa tarif mereka?
Ust. Ahmad Sarwat, yang pernah mengelola dan menjadi Pemimpin Redaksi situs berita Islam eramuslim mengatakan bahwa, “Ramadhan kemarin ada panitia ceramah yang ngaku terus terang ke saya bahwa seharusnya yang diundang bukan saya, tapi ustadz X. Tapi gagal gak jadi diundang lantaran pihak manager gak mau turun lagi TARIF-nya dari angka 30 juta untuk ceramah 15 menit menjelang buka puasa. Akhirnya yang diundang saya yang bisa dikasih “syukron” doang.”
Di jejaring sosial Multiply atau tepatnya thetrueideas, seseorang menulis: “…….dulu pernah menjadi bagian dari “dakwah jutawan” semacam ini, contohnya ingin mendatangkan seorang dai dari bandung, mungkin hampir 100 jutaan, alasannya sich mereka punya kantor, punya anak buah yang harus dibiayain, uang hotelnya (minta hotel yang bagus/mahal), dan saat kita minta datang sendiri atau paling tidak minimal dengan beberapa orang saja maka bagian agennya bilang tidak bisa karena harus datang dengan rombongan, karena tidak ada dananya maka yang begitu itu tidak jadi dilakukan.
Pernah denger juga cerita, jadi di kampus saya pernah mau datangi seorang ustadz. Bliau bersedia asal dibayar minimal 40 juta. Gilaaaa!!!”
Sementara dari id.answers.yahoo, seorang lain berkomentar: “…honornya untuk setiap acara berbeda tetapi minimum sekarang 15 juta, ada yang bahkan memberikan ratusan juta rupiah, karena memang beliau tidak mau menetapkan tarif, jadi terserah yang memberi (yang memiliki acara) dan 5 juta setiap pertemuan untuk acara2 yang tampil secara rutin di televisi.”
Cakrawalainterprize menurunkan tulisan beberapa tarif dari ustadz-ustadz kondang saat ini. Diantaranya Aa Gym mempunyai tarif Rp 8 juta rupiah, Ustadz Jujun mempunyai tarif Rp 11 juta. Itu adalah tarif untuk panggilan ke daerah saja. Tentu saja ini untuk tampil di televisi, urusannya beda lagi.
Wajar Saja, Ustadz Juga Manusia?
Menanggapi hal ini, banyak pihak terbelah dalam pro dan kontra. Secara eksplisit, seorang ustadz menanggapi bahwa hal-hal seperti ini terjadi karena sang ustadz masuk wilayah komersial di televisi. Dalam industri televisi, semua acara adalah jualan untuk menyedot pemirsa. Semakin banyak pemirsa, semakin banyak iklan. Dari iklan-iklan tersebutlah biaya yang digunakan untuk membayar tarif ceramah ustadz-ustadz itu.
Namun, sang ustadz yang sering muncul dengan konsep sedekahnya, juga mengatakan bahwa tidak seharusnya itu dibawa ke khalayak luas, dalam artian umat. “Tidak elok menentukan tarif,’ ujarnya.

Alexander Pertz, Bocah Amerika Ini Memilih Islam Sejak Bisa Membaca

ALEXANDER Pertz, bocah Amerika yang dilahirkan dari keluarga Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal, ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya sendiri jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat.
Begitu dia bisa membaca dan menulis, maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu ia rasakan tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ‘Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, “Apakah engkau seorang yang hafal Al-Quran?”
Wartawan itu berkata “Tidak.” Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, “Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, “Apa yang membuatmu tertarik pada Islam? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, “Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku.”
Wartawan itu bertanya kembali, “Apakah engkau telah bisa melakukan shaum di bulan Ramadhan?”
Muhammad tersenyum sambil menjawab, “Ya, aku telah melakukannya di bulan Ramadhan tahun lalu dengan sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku shaum. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama.” Kemudian dia meneruskan, “Ayah menakutiku dan berkata bahwa aku tidak akan mampu melakukan ibadah ini, akan tetapi aku tetap shaum dan tidak mempercayai hal tersebut.”
“Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan tersebut. Dengan cepat Muhammad menjawab, “Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad.”
“Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji sangatlah besar. Adakah penyebab hal tersebut?” tanya wartawan lagi.
Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata “Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain.”
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ‘Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Allah telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, “Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap pekannya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, “Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”
“Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan. “Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad.
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, “Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”
“Apakah engkau mempunyai cita-cita lain?” tanya wartawan lagi. Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”
“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam?” tanya wartawan. Maka dia menjawab dengan meyakinkan, “Tentu.”
“Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan? Bagaimana engkau menghindari daging babi?”
Muhammad menjawab, “Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya? Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”
“Apakah engkau sholat di sekolahan?” tanya wartawan itu lagi. “Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan tempat shalat setiap hari,” jawab Muhammad.
Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan?”
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu mengumandangkan adzan.
DAKWAH tidak hanya dapat dilakukan di atas mimbar tapi juga di pesawat terbang. Bagaimana bisa? Itulah yang dilakukan Fadhlan Garamatan. Pria asal Fak-Fak yang telah mengIslamkan ribuan warga Papua ini memiliki kisah penuh hikmah saat mengIslamkan seorang perempuan Rusia. Cerita ini bermula dari penerbangannya dari Singapura menuju China pada tahun 1992.
Saat berada di Bandara Singapura, Fadhlan melempar ide kepada temannya yang berasal dari Malaysia bernama Abdullah. Keduanya memang akan berada dalam satu pesawat dengan tujuan sama ke China.
“Ah dakwah di pesawat? Kata Abdullah, kaget. Meski berjubah layaknya Syekh-syekh Arab, tidak lantas membuat Abdullah bernyali menerima tantangan da’i asal Nuu War tersebut.
Belum sempat memutuskan untuk menerima tantangan Fadhlan, pihak maskapai  menghimbau para penumpang untuk segera masuk pesawat karena akan lepas landas.
Akhirnya terbanglah mereka dalam perjalanan menuju China. Fadhlan berada di kursi 5e. Sedangkan rekannya dari Malaysia duduk di kursi 23e. Cukup jauh untuk dapat berkomunikasi.
Teman duduk di antara dua sahabat itu pun berbeda. Jika Fadhlan diapit dua lelaki, maka Abdullah mendapati seorang perempuan Rusia di sampingnya. “Pakaiannya seperti orang baru keluar dari kolam renang,” kata Fadhlan mengenang.Kala itu usianya masih 23 tahun.
Apa respon Abdullah? Dia menangis sejadi-jadinya. Dia tidak membayangkan penerbangan itu menjadi pengalaman yang memukul perasaannya sebagai seorang muslim dan aktifis dakwah.
Are you okay?” tanya sang wanita melihat Abdullah meneteskan air mata. Abdullah hanya diam seribu bahasa.
Tangisan karib asal Malaysia itu rupanya mengusik hati Fadhlan. Dia bangkit dari kursinya dan berjalan menuju keduanya. Dipandangani wajah Abdullah dan Fadhlan mengerti mengapa pria Melayu ini menangis.
Fadhlan kemudian berkata kepada sang perempuan. “Saya tahu kenapa teman saya menangis. Dia menangis karena dua hal.”
“Apa itu?” tanya si perempuan Rusia berpakaian seksi itu keheranan.
“Pertama dia menangis karena berada di samping Anda dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia takut berdosa kepada Allah karena dia membiarkan kemaksiatan. Kedua, dia takut dengan pakaian seperti ini, Anda akan menjadi kayu bakar kelak di akhirat nanti (Neraka),” tegas Fadhlan.
Sang perempuan tak bergeming. Dia lalu memandang Abdullah dan berkata, “Betulkah seperti itu?”
“Iya,” kata Abdullah masih berurai air mata.
“Kalau begitu maukah Anda membimbing saya?” pintanya.
Abdullah mengiyakan.
Akhirnya saat mendarat di China, sang perempuan bergegas mencari pakaian yang menutup aurat. Cahaya hidayah berhasil menembus hatinya. Hatinya mantap, dia sadar Islam adalah agama yang memuliakannya, sebagai perempuan, sebagai insan yang memiliki martabat sebagai manusia.
Di situlah dirinya mengucapkan dua kalimat syahadat dan merubah namanya menjadi Khadijah. Tidak hanya itu, Khadijah juga sudah merasa mantap untuk melabuhkan cintanya kepada Abdullah.
“Kini Khadijah aktif mendakwahkan Islam kepada orang-orang yang belum mendapatkan hidayah. Jika kita pernah melihat seorang perempuan bernama Khadijah menjadi presenter di CNN. Itulah dia!” pungkas Fadhlan.
Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan, maka kamu akan melihat orang masuk agama Allah dengan berbondong-bondong”. (An-Nashr 1-2).

‘Masa Tuhan Bisa Mati?’ dan Anthony pun Masuk Islam

ANTHONY Vatswaf Galvin Green lahir Dar es Salam, Tanzania. Ibunya seorang Katolik yang taat dan ayahnya seorang agnostik, dan sejak kecil Anthony dididik sebagai seorang Katolik yang taat.  Ayahnya seorang administrator kolonilal kerajaan Inggris. Kini, kerajaan yang terbentang begitu luasnya lebih dari sepertiga permukaan bumi itu telah hancur. Satu-satunya yang tersisa adalah beberapa pulau di Falklands. Begitu banyak hal yang berubah, termasuk Antony, bahkan namanya kini berubah menjadi Abdur Raheem Green—setelah ia masuk Islam tentunya.
Oleh ibunya, Anthony kecil adiknya, Duncan disekolahkan di asrama biara. Setiap hari ia hidup bersama para biarawan di Ampleforth College, di Yorkshire, Inggris Utara. Sang ibu menganggap dengan bersekolah di asrama akan membuat Anthony menjadi penganut Katolik yang taat.
“Seharusnya ibu juga menikah dengan seorang Katholik, tapi karena ibu menikah dengan ayah yang agnostik, ia merasa menjadi seorang penganut Katolik yang buruk. Maka, ia ingin menjadikanku seorang Katolik yang taat,” terang Anthony.
Saat Anthony berumur sembilan tahun, sang ibu mengajarinya sebuah doa yang biasa diucapkan oleh umat Katholik. Doa itu dimulai dengan kalimat “Salam maria, ibu Tuhan”. Namun, kalimat itu membuat Anthony heran.  Bahkan dalam usianya yang baru sembilan tahun, kalimat itu seperti pukulan pertama, mendengar ibu berkata salam maria ibu Allah
“Aku kemudian bertanya pada diri sendiri bagaimana Tuhan bisa memiliki ibu?” katanya. Ia berpikir Tuhan seharusnya tanpa awal dan tanpa akhir. Bagaimana bisa Tuhan memiliki seorang ibu? Anthony kecil kemudian mengambil kesimpulan “jika Maria adalah ibu Tuhan, maka pasti Maria menjadi Tuhan lebih baik daripada Yesus.”
Belum lagi soal pelajaran di sekolahnya yang semakin membuatnya galau. Di sekolah, dalam satu kali setahun selalu ada pengakuan dosa kepada pastor. “Kamu harus mengakui semua dosa, jika tidak maka pengakuan dosa-dosamu tidak akan diampuni,” demikian kata sang pastur yang terus diingat oleh Anthony.
Anthony merasakan keimanannya semakin bermasalah. Pikirannya mulai liar, ia bahkan memiliki ide “Tuhan menjadi manusia”.
Pikirannya mulai terbuka. Ia sering bertanya mengapa harus sekolah di asrama, jauh dari siapapun dan dimanapun. Saat berusia sebelas tahun, sang ayah dipindah tugaskan ke Mesir. Ayahnya menjadi General Manager Barclays Bank di Kairo. Hampir selama sepuluh tahun, ia selalu menghabiskan waktu liburan di Mesir. Sekolah di London, dan liburan di Mesir.
Ia mulai jatuh cinta pada Mesir. Saat kembali ke sekolah seusai liburan, ia bertanya untuk apa kembali ke asrama Yorkshire Moor, ia merasa tak menyukai tempat itu. “Saya mulai bertanya pada diri sendiri mengapa saya ada, apa tujuan hidup saya, hidup ini untuk apa?”
Ia lantas mulai mencari jawaban, memulai pecarian. Pencarian itu barangkali bisa ditemukan melalui agama lain yang mungkin bisa memberikan  pemahaman tentang tujuan hidup.
Sepuluh tahun waktu yang di ia habiskan di Mesir. Ada satu masa saat ia berumur 19 tahun berbincang tentang Islam dengan seseorang. Ia memang meragukan Katholik sebagai agamanya. Tapi saat itu siapapun yang mempertanyakan agamanya itu, ia akan tetap membela keimanannya. Ia merasakan ini sebagai sebuah paradoks yang  aneh
“Aku berbincang dnegan orang itu selama 40 menit. Pemuda itu memintaku menjawab beberapa pertanyaan darinya,” katanya.
Si pemuda menanyakan “Apakah kau mempercayai Yesus?”, Anthoni menjawab “Ya”. Pemuda itu kemudian bertanya lagi, “Apakah kamu percaya Yesus mati disalib?”, Anthoni kembali menjawab “Ya.”
Si pemuda kembali bertanya “Jadi kamu percaya Tuhan mati?”.
Seketika Anthony terperangah, menyadari sebuah ironi. Sambil mengakui kebodohan dirinya, ia menjawab, “Tentu saja saya tidak percaya Tuhan mati. Manusia tidak bisa membunuh Tuhan,” tandas Anthony.
Pertemuan dengan pemuda Mesir itu menjadi titik balik dalam kehidupan Anthony. Sebelumnya ia tak pernah bermimpi bahkan memikirkan tentang Islam. Anthony berpikir bahwa karena taka da agama, maka ia harus jadi orang kaya.  Ia berpikir bagaimana menghasilkan uang tapi hanya sedikit usaha. “Siapa yang ingin mengabiskan banyak waktu untuk bekerja?” pikirnya. Ia mengingat orang Inggris yang memiliki banyak uang tapi mereka bekerja terlalu keras, bahkan sampai terjadi revolusi industri. Orang Amerikapun harus berjuang keras untuk menjadi kaya. Orang Jepang pun dikenal sebagai penggila kerja.
“Kemudian saya berpikir tentang orang Arab. Mereka duduk di atas unta dan berteriak ‘Allahu Akbar’, tapi mereka kaya,” ujarnya.
Anthoni merasakan ketertarikan luar biasa untuk membeli Alquran. Ia mengambil terjemahannya. “Aku tak ingin mencari kebenaran. Aku hanya ingin tahu apa isi kitab suci ini,” katanya.
Anthony adalah pembaca yang cukup cepat. Ia membaca Alquran saat berada di kereta api. Seketika itu pula ia menyimpulkan dan berkata pada diri sendiri, “Jika saya pernah membaca buku yang berasal dari Tuhan, maka ini dia bukunya.”
Ia menyakini Alquran itu berasal dari Allah. Ketika menyadari itu ia mulai bergerak lebih jauh, tak hanya membaca Alquran saja, tapi untuk mengamalkannya juga. “Sama saja seperti kita melihat apel yang terlihat harum, kita tak akan pernah tahu rasanya kalau tidak mencicipinya,” katanya.
Tertarik dengan pengamalan Alqurlan ia pun mulai mencoba untuk shalat meski saat itu ia belum resmi mengucap syahadat. Tak tahu bagaimana cara shalat, ia mengingat-ingat bagaimana seseorang yang pernah ia temui di Mesir melakukan shalat. “Saya mengingat seorang lelaki shalat dengan cara yang lebih indah dibandingan saya ketika saya masih menjadi Katholik,” ingatnya.
Suatu hari Anthony pergi ke toko buku yang kebetulan berada di dalam masjid. Toko itu memiliki koleksi buku tentang Muhammad dan tata cara shalat. Seorang pria menanyakan apakah ia seorang Muslim. Anthony lantas menjawab, “Apakah saya Muslim, apa yang ia maksud dengan itu? Saya bilang ‘Ya saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusannya’.”
“Ah, bila demikian, Anda Muslim. Ini waktunya shalat, mari kita shalat,” ajak lelaki itu.
Anthony kebetulan datang ke toko buku itu saat hari Jumat. Ia yang tak paham gerakan shalat hanya berusaha shalat dengan gerakan yang ia tahu saja. Masih salah disana-sini. “Setelah itu orang-orang mengelilingi saya dan mengajarkan saya cara shalat yang benar. Itu rasanya fantastis!”
Namun butuh dua tahun sebelum akhirnya ia resmi bersyahadat dan menjadi Muslim. Anthony mengaku menyesal telah menyia-nyiakan waktu dua tahun sebelum menjalani Islam dengan baik. “Aku tahu kebenaran tapi tak segera menjalankannya. Itu adalah kondisi yang buruk. Jika kita tidak tahu, maka tidak dikenai dosa. Tapi masalahnya saya tahu apa yang benar,” katanya. Kini Anthony telah berganti nama menjadi Abdur Raheem Green. Seorang Muslim.

Rabu, 28 Oktober 2015

alhamdulilah akhirnya orang syiah ini pun sadar

ADA seorang syiah yang berkunjung ke kota Madinah dan hendak menziarahi makam Rasulullah. Ketika ia sampai di makam Rasulullah, ia memberi salam dan mendo’akan beliau.
Ada yang aneh, dia melihat orang-orang di dekatnya ikut mendoakan dua makam di dekat makam Rasulullah. Dua makam itu tidak lain adalah makam Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Alangkah kaget dan terkejut dia melihat hal tersebut. Musuh terbesar dalam agamanya yaitu Abu Bakar dan Umar, musuh yang selalu ia cela, maki, dan ia kafirkan selama ini justru dikuburkan berdampingan dengan makam orang yang dicintainya. Bagaimana mungkin musuh dimakamkan dekat dengan Rasulullah?
Ia pun tersadar, dan merasa dibohongi oleh para ulama syi’ah. Kemudian dia bertaubat memohon ampun pada Allah dan mengganti aqidahnya dari syi’ah menjadi ahlus sunnah. Tidaklah terlalu mengherankan, karena imam Syiah sendiri (orang yang yang mereka anggap sebagai Imam), Ali bin Musa Ar-Ridha dikuburkan dekat dengan makam khalifah Abbasiyah yang Sunni, Harun ar-Rasyid di kota Masyhad (dulu bernama Thus), Iran.
Bahkan, orang yang dianggap sebagai Imam ke-8 oleh orang Syi’ah ini yang meminta sendiri agar dimakamkan di sisi makam Harun ar-Rasyid. Makam Imam Ali bin Musa ar-Ridha melekat dengan makam Harun Ar-Rasyid di bawah kubah yang sama dalam masjid yang sama di Kota Masyhad, Iran.
Kata Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi, “Tidak mungkin seorang laki-laki memberikan wasiat untuk dikuburkan di sisi jenazah seseorang, melainkan jika jenazah tersebut termasuk golongan orang-orang shalih dan bertakwa.” (Majalah Qiblati, edisi Rabiul Akhir 1433 H)
Bagaimana tanggapan Syi’ah atas kuburan Umar yang berada di sisi Rasulullah dan Imam Ali ar-Ridha yang berada bersebelahan dengan makam Harun ar-Rasyid? [menafa]

mungkimkah kabut asap ini adalah tanda-tanda kiamat?


MENAFA melaporkan-apakah kabut asap ini hanya Penomena Alam???, apakah ini hanya kabut asap biasa??? atau ini adalah azab dari Allah SWT. ATAU INI ADALAH TANDA KIAMAT YANG DISEBUT NABI MUHAMMAD SAW...
mari kita ulas sedikit,,
Dalam A-Qur`an Allah sudah jelaskan kepada kita tentang semua apa yang terjadi di dunia ini, sampai dunia ini KIAMAT,,termasuk KABUT ASAP ini, bahkan tentang kabut asap ini ALLAH SWT menjadikan satu surat, yang bnyak membahas tentang kabut asap ini, yaitu SURAH ADDUKHAN(44), yang artinya KABUT ASAP.
dalam surah ini, Allah menjelaskan dan mengingatkan kepda kita, bahawa kabut asap ini terjadi karena manusia banyak yang ragu-ragu atas agama islam, banyak yg tidak menjalankan syariat islam.
mari kita lihat bersama, silahkan buka surah ADDUKHAN AYAT 8-11 :
لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ رَبُّكُمۡ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ٨ 
8. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu
بَلۡ هُمۡ فِي شَكّٖ يَلۡعَبُونَ ٩ 
9. Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan
فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ ١٠ 
10. Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut asap yang nyata
يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ ١١ 
11. yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih

Jadi sesungguhnya KABUT ASAP INI ADALAH AZAB YANG MEMANG TELAH DIGAMBARKAN ALLAH DALAM AL-QU`AN SURAH ADDHUKHAN AYAT 10-11 TADI,,,
dan mungkin juga ini adalah TANDA KIAMAT YANG DISEBUTKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW, YANG MENYEBUTKAN BAHWA, ADDUKHAN ADALAH TANDA KIAMAT PERTAMA dari 10 urutan tanda KIAMAT BESAR. 
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah bin Usaid al-Ghiffari r.a., ia berkata,

" Rasulullah saw. pernah muncul ke hadapan kami ketika kami sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bertanya, 'Apakah yang sedang kalian perbincangkan?' Mereka (para sahabat) menjawab,“Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”. kemudian Rasulullah menjawab: 'Sesungguhnya Kiamat itu tidak akan datang sehingga kamu melihat sepuluh ayat (tanda) sebelumnya. Kemudian beliau menyebut 1) Ad-Dukhaan (KABUT ASAP), 2) Dajjal (pendusta), 3) Dabbaah (binatang yang akan keluar dari perut bumi), 4) Terbitnya matahari dari barat, 5) Turunnya Isa ibnu Maryam a.s., 6) Ya'juj dan Ma'juj, 7-9) Tiga gempa bumi yaitu di timur, barat, dan di Jazirah Arab, dan yang terakhir ialah 10) Keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka'" (Shahih Muslim, Kitaabul Fitan wa Asyraathis Saa'ah 18:27-28)
so,,,apa solusinya????sholat istisqo` kah???bener,,,memadankan api? iya,,,tapi solusi yang sebenarnya adalah: KITA KEMBALI KEPADA SYARI`AT (JALAN) ALLAH,,,,KITA TINGGALKAN SEGALA PERBUATAN DOSA YANG KITA LAKUKAN SELAMA INI, BERTAUBAT KEPADA ALLAH SWT.
semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, karna media televisi negeri ini sungguh mendokrin masyarakat, bahawa kabut asap ini hanyalah sebagai Penomena alam,yg terjadi karna pembakaran lahan,sehingga berkembang dimasyarakat, bahwa kabut asap hanyalah akibat pembakaran saja, sangat jarang dikaji karna MANUSIA INKAR KEPADA ALLAH SWT.
Wallahu `alam bishowab..........

Kamis, 15 Oktober 2015

rasulullah melarang kita mencabut uban,ini alasannya!!!

ISMEDIA-selalu ada yang tak pernah terpikirkan oleh akal biasa kita sebagai manusia yang hidup di zaman penuh teknologi kita menyangkut hampir semua perintah Rasulullah yang menyangkut ilmu pengerahuan. Misalnya saja, larangan seorang Muslim yang tidak boleh minum sambil berdiri. Atau harus tidak dengan posisi

tertentu. Begitu juga dengan keajaiban yang tersimpan di setiap helai rambut yang sudah memutih, alias uban.
Hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban—walaupun sehelai—dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya,” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah, yang lebih dikenal dengan Ibnu Hibban, dalam kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan “Hadits yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia.”

Lalu Ibnu Hibban membawakan hadits berikut. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat,” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Nah, di tahun 2012, Ismael Galvan Galvan dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Spanyol melakukan studi, tentang uban. Dari hasil para peneliti itu, ternyata uban merupakan tanda Anda akan memiliki hidup panjang dan sehat. Namun kabar buruk bagi Anda yang memiliki rambut merah, karena ini terkait tingkat yang lebih tinggi untuk mengidap kanker.

“Pada manusia, melanin kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yang sama. Hal ini membatasi pengetahuan pada konsekuensi fisiologi pigmentasi,” kata Galvan.

Uban menandakan absennya melanin. Artinya, uban merupakan tanda hidup yang sehat.

“Jauh dari tanda terkait penuaan, uban mengindikasikan kondisi yang baik,” pungkasnya. Jadi, Anda sudah berubah? Alhamdulillah… [sa/islampos/dailymail]